Pangansari dengan Produk Unggulannya Siap Masuk Pasar Eropa


News

Direktur utama Pangansari Group, Maghfur Lasah  menyampaikan kesiapan Pangansari Group untuk bermain di pasar global, khususnya Eropa. “Saat ini kami sudah memiliki beberapa produk unggulan yang sudah siap untuk dipasarkan di luar negeri”. Produk seperti sambal, bumbu masak siap saji dan kopi menjadi andalan Pangansari Group untuk menerobos pasar Eropa. Hal ini disampaikan Maghfur Lasah saat pertemuan dengan Duta Besar RI untuk Belanda, Mayerfas pada hari Senin (22 November 2021) di KBRI Den Haag.

“Pasar di Belanda masih terbuka lebar untuk produk-produk Indonesia. Belanda juga merupakan pintu gerbang bagi produk Indonesia yang masuk ke pasar Eropa”, ungkap Duta Besar RI untuk Belanda, Mayerfas.

“Selain jumlah diaspora Indonesia di Belanda yang diperkirakan mencapai 1.7 juta jiwa, hubungan historis kedua negara juga menjadi faktor pendorong terbukanya pasar Belanda untuk produk Indonesia” sambung Dubes Mayerfas. Ia juga menjelaskan bahwa asimilasi budaya di masa lalu, khususnya kuliner menjadi bagian tidak terpisahkan dalam keseharian masyarakat Belanda. 

Hal senada disampaikan oleh Atase Perdagangan KBRI Den Haag, Sabbat Christian Jannes. “Di Belanda, kita dengan mudah dapat menemukan makanan Indonesia yang telah disesuaikan dengan selera Belanda, contohnya gado-gado, sambal ulek, rendang dan sate ayam telah diterima secara luas  oleh konsumen Belanda”. Ia menambahkan bahwa kebiasaan ini merupakan peluang yang dapat dijajaki, misalnya dengan mendatangkan bumbu jadi atau rempah-rempah Indonesia.

Selain Direktur Utama Pangansari Group Maghfur Lasah, turut hadir juga Direktur Marketing dan Pengembangan Bisnis Shanty Nurpatria, Direktur Pengadaan Syafriwal dan Senior Manager Bimarendra. Jajaran direksi Pangansari Group juga menyampaikan kesiapan dan komitmennya untuk menjaga kualitas dan mutu dari semua produk yang diekspornya. 

Pangansari Group adalah bisnis yang membentuk ekosistem, saling terintegrasi bergerak di bidang jasa (katering, security, house keeping, laundry, cleaning service), produksi pabrikasi pembuatan bumbu masak siap saji, sambal, makanan cepat saji (meal ready to eat, ready to eat), meat processing, kopi, bakery, pastry, consolidator logistik dan trading dibawah Media Group. 

Dubes Mayerfas melihat potensi Pangansari Group sebagai perusahaan yang  besar dan sudah memiliki kapasitas dan kemampuan untuk mengembangkan pasarnya ke Eropa dengan membangun dan memiliki pabrik serta memproduksi langsung produknya di Belanda, dengan bekerjasama dengan perusahaan lokal pada awalnya. Dengan demikian menurut Mayerfas,akan lebih memudahkan Pangansari Group untuk menembus pasar Eropa.

Setelah pertemuan dengan Duta Besar Mayerfas, dengan difasilitasi Atase Perdagangan KBRI Den Haag, selanjutnya Pangansari Group melakukan business matching dengan importir utama produk Indonesia di Belanda yaitu Nesia Food BV dan Amboina BV. Pada kesempatan tersebut didiskusikan berbagai peluang yang dapat dijajaki oleh Pangansari Group dalam mendapatkan akses ke pasar belanda. Pangansari Group juga  menyampaikan beberapa paket sample produk makanan dan minuman untuk dilakukan market testing (uji pasar) kepada konsumen dan sektor Horeca di Belanda.

Sebagai catatan pada 2020, total perdagangan Indonesia dan Belanda mencapai USD 4,4 miliar. Ekspor Indonesia ke Belanda tercatat sebesar USD 3,6 miliar dan impor Indonesia dari Belanda sebesar USD 810 juta. Dengan demikian, Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan terhadap Belanda sebesar USD 2,8 miliar.


Archive